JAKARTA - Terhitung Rabu (16/9), tanggung jawab stabilitas keamanan laut di peraian Barat Pulau Sumatera (Dan Lantamal II Teluk Bayur) berada di pundak Laksma TNI H Arnol SH. Dia adalah putra kelahiran Kota Bukit Tinggi, 18 September 1954 dan sekaligus seorang pimpinan dalam kaumnya dengan gelar adat Datuk Batuduang Ameh.
Bertempat di Markas Komando Armada Barat (Armabar), Gunung Sahari, Jakarta, Rabu (16/9) pagi, Arnol menerima tongkat komando dari DanLantamal sebelumnya, Laksma TNI Syarif Husin disaksikan langsung Pangarmabar Laksamana Muda TNI Suparno. Diantara para tamu yang hadir juga terlihat Walikota Padang, Letkol Marinir (Purn) Fauzi Bahar. Sementara Husin selanjutnya memangku jabatan yang sama di Lantamal I di Belawan, Medan.
Wilayah tugas Lantamal II yang dikomandoi Laksma TNI H Arnol SH Dt Batuduang Ameh, tidak hanya sebatas perairan Sumatera Barat tetapi juga mulai dari Sabang, Nias sampai ke paraian Bengkulu di Samudra Hindia. Di wilayah ini terdapat dua buah Lanal, yaitu Lanal Sibolga dan Lanal Bengkulu.
Usai serahterima jabatan, Arnol Dt Batuduang Ameh kepada JPNN menegaskan bahwa laut merupakan hal terpenting bagi Negara Kepulauan Republik Indonesia. "Laut memiliki peranan penting bagi republik ini. Selain memiliki potensi sumberdaya alam, ia juga wilayah strategis dalam sistem pertahanan keamanan,” tegasnya.
Lautan luas di samudra, sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan barat Sumatera. Banyak potensinya yang belum tergali secara maksimal. Karena itu, TNI AL akan menjaganya dengan baik, kata Alumni Fakultas Hukum Unand ini.
Selain itu, dia pun menyadari wilayah pantai barat itu merupakan lalu lintas kapal-kapal berbobot besar dengan bermacam aktifitas ekonominya dan tidak mustahil mengandung suatu potensi ancaman bagi negara dan bangsa. Maka dari perspektif inilah TNI AL kemudian memandang perlu adanya sebuah Pangkalan Utama di Teluk Bayur dengan meningkatkan status Lanal menjadi Lantamal sejak 1 Agustus 2007 lalu.
Masalah keamanan lainnya yang perlu mendapat perhatian, kata dia, juga berupa kegiatan-kegiatan yang bersifat illegal, seperti illegal fishing (penangkapan ikan), illegal loging di mana laut juga digunakan untuk itu. “Ini merupakan tanggung jawab kami untuk mengamankannya,” tutur ayah tiga anak dari buah perkawinannya dengan Hj. Ismarni asal Koto nan Ampek, Payakumbuh ini.
Misi pangkalan ini, kata Datuk Batuduang Ameh, adalah mewujudkan Lantamal II yang mampu menjaga stabilitas Keamanan Laut di Peraian Barat Sumatera dengan misi; memberikan dukungan fasilitas labuh, pemeliharaan dan perbaikan, perawatan personel dan pembekalan bagi unsur-unsur yang melaksanakan operasi di peraian barat Sumatra; melaksanakan operasi keamanan laut dalam rangka penegakkan hukum dan SAR di perairan barat Sumatra dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Prajurit Karir
Jenjang kepangkatan dan kepercayaan yang diembannya di Angkatan Laut berjalan dengan mulus. Dimulai di Mabesal pada Disproval pada 1982 dan kemudian menjadi Komandan Unit Pamfik, terus ke Unit IDIK dan baru pada 1997 ia masuk ke jajaran Armada Barat yang ditugaskan di Lantamal I.
Tahun 2002 pria yang dikenal luwes ini ditarik ke Mabesal sebagai Kepala Dinas Penegakkan Hukum, kemudian menjadi Wadan di POMAL. Tahun 2006, penerima bintang jasa Jalasena Nararya ini ditugaskan sebagai Wadan Lantamal II di Padang. Sempat dikembalikan ke Komando Armabar sebagai staf ahli dan Kasikum TNI AL. Arnol yang juga alumni PPRA Lemhanas RI angkatan 40.
Karier pendidikan militernya juga tergolong lancar. Dimulai Sepamilwa ABRI 1982, kemudian Dik Sar Papom Angkatan 6 tahun 1983, Sus Paidik Lahkarta (1984), Susjemen (1988), Diklihpa (1991), Suslapa II/POM TNI AD (1993) dan Sesko/Sespim Polri angkatan 32 tahun 1997.
“Saya banyak punya pasukan prajurit angkatan laut di Sumatera Barat, juga ada anak kemenakan di kampung halaman. Insya Allah ini akan bersinergi untuk kebaikan bangsa dan negara ke depan,” ujar Dt Batuduang Ameh, didampingi Aspers Lantamal II Kol. Marinir Drs. Azwalis Zakaria.(fas/JPNN)
Wilayah tugas Lantamal II yang dikomandoi Laksma TNI H Arnol SH Dt Batuduang Ameh, tidak hanya sebatas perairan Sumatera Barat tetapi juga mulai dari Sabang, Nias sampai ke paraian Bengkulu di Samudra Hindia. Di wilayah ini terdapat dua buah Lanal, yaitu Lanal Sibolga dan Lanal Bengkulu.
Usai serahterima jabatan, Arnol Dt Batuduang Ameh kepada JPNN menegaskan bahwa laut merupakan hal terpenting bagi Negara Kepulauan Republik Indonesia. "Laut memiliki peranan penting bagi republik ini. Selain memiliki potensi sumberdaya alam, ia juga wilayah strategis dalam sistem pertahanan keamanan,” tegasnya.
Lautan luas di samudra, sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan barat Sumatera. Banyak potensinya yang belum tergali secara maksimal. Karena itu, TNI AL akan menjaganya dengan baik, kata Alumni Fakultas Hukum Unand ini.
Selain itu, dia pun menyadari wilayah pantai barat itu merupakan lalu lintas kapal-kapal berbobot besar dengan bermacam aktifitas ekonominya dan tidak mustahil mengandung suatu potensi ancaman bagi negara dan bangsa. Maka dari perspektif inilah TNI AL kemudian memandang perlu adanya sebuah Pangkalan Utama di Teluk Bayur dengan meningkatkan status Lanal menjadi Lantamal sejak 1 Agustus 2007 lalu.
Masalah keamanan lainnya yang perlu mendapat perhatian, kata dia, juga berupa kegiatan-kegiatan yang bersifat illegal, seperti illegal fishing (penangkapan ikan), illegal loging di mana laut juga digunakan untuk itu. “Ini merupakan tanggung jawab kami untuk mengamankannya,” tutur ayah tiga anak dari buah perkawinannya dengan Hj. Ismarni asal Koto nan Ampek, Payakumbuh ini.
Misi pangkalan ini, kata Datuk Batuduang Ameh, adalah mewujudkan Lantamal II yang mampu menjaga stabilitas Keamanan Laut di Peraian Barat Sumatera dengan misi; memberikan dukungan fasilitas labuh, pemeliharaan dan perbaikan, perawatan personel dan pembekalan bagi unsur-unsur yang melaksanakan operasi di peraian barat Sumatra; melaksanakan operasi keamanan laut dalam rangka penegakkan hukum dan SAR di perairan barat Sumatra dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Prajurit Karir
Jenjang kepangkatan dan kepercayaan yang diembannya di Angkatan Laut berjalan dengan mulus. Dimulai di Mabesal pada Disproval pada 1982 dan kemudian menjadi Komandan Unit Pamfik, terus ke Unit IDIK dan baru pada 1997 ia masuk ke jajaran Armada Barat yang ditugaskan di Lantamal I.
Tahun 2002 pria yang dikenal luwes ini ditarik ke Mabesal sebagai Kepala Dinas Penegakkan Hukum, kemudian menjadi Wadan di POMAL. Tahun 2006, penerima bintang jasa Jalasena Nararya ini ditugaskan sebagai Wadan Lantamal II di Padang. Sempat dikembalikan ke Komando Armabar sebagai staf ahli dan Kasikum TNI AL. Arnol yang juga alumni PPRA Lemhanas RI angkatan 40.
Karier pendidikan militernya juga tergolong lancar. Dimulai Sepamilwa ABRI 1982, kemudian Dik Sar Papom Angkatan 6 tahun 1983, Sus Paidik Lahkarta (1984), Susjemen (1988), Diklihpa (1991), Suslapa II/POM TNI AD (1993) dan Sesko/Sespim Polri angkatan 32 tahun 1997.
“Saya banyak punya pasukan prajurit angkatan laut di Sumatera Barat, juga ada anak kemenakan di kampung halaman. Insya Allah ini akan bersinergi untuk kebaikan bangsa dan negara ke depan,” ujar Dt Batuduang Ameh, didampingi Aspers Lantamal II Kol. Marinir Drs. Azwalis Zakaria.(fas/JPNN)